
Transcription
PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN IPS TERPADUPADA KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI 1 BATANGANKELAS VII TAHUN AJARAN 2015/2016(Studi Etnografi di SMP NEGERI 1 BATANGAN)PUBLIKASI ILMIAHDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I padaJurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan Dan Ilmu PendidikanOleh:LOLITA VININGKA SELMA SHARINA 210 120 065PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTAMEI, 2016
HALAMAN PERSETUJUANPENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN IPS TERPADUPADA KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI 1 BATANGANKELAS VII TAHUN AJARAN 2015/2016(Studi Etnografi di SMP NEGERI 1 BATANGAN)PUBLIKASI ILMIAHoleh:LOLITA VININGKA SELMA SHARINA 210 120 065Artikel publikasi ini relah disetujui oleh pembimbing skripsiFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk dipertahankandi hadapan tim pengujiSurakarta, 30 Mei 2016Dosen PembimbingProf. Dr. Harsono, SUNIK.232i
HALAMAN PENGESAHANPENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN IPS TERPADUPADA KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI 1 BATANGANKELAS VII TAHUN AJARAN 2015/2016(Studi Etnografi di SMP NEGERI 1 BATANGAN)Oleh:LOLITA VININGKA SELMA SHARINA 210 120 065Telah dipertahankan di depan Dewan PengujiFakultas Keguruan Dan Ilmu PendidikanUniversitas Muhammadiyah SurakartaPada hari ., . 2016dan dinyatakan telah memenuhi syaratDewan Penguji:1.()()()(Ketua Dewan Penguji)2.(Anggota I Dewan Penguji)3.(Anggota II Dewan Penguji)Dekan,Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M. Hum.NIP. 19650428 199303 1001ii
HALAMAN PERNYATAANSaya yang bertandatangan di bawah ini:Nama: Lolita Viningka Selma SharinNIM: A210120065Program Studi : Pendidikan AkuntansiJudul Skripsi: “PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN IPSTERPADU PADA KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI 1BATANGAN KELAS VII TAHUN AJARAN 2015/2016 (StudiEtnografi di SMP NEGERI 1 BATANGAN)”.Menyatakan dengan sebenarnya bahwa naskah publikasi yang saya serahkan ini benarbenar karya saya sendiri dan bebas plagiat karya orang lain, kecuali yang secara tertulisdiacu / dikutip dalam naskah dan disebutkan pada daftar pustaka. Apabila dikemudianhari terbukti skripsi ini hasil plagiat, saya bertanggung jawab sepenuhnya dan bersediamenerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.Surakarta, 30 Mei 2016PenulisLOLITA VININGKA SELMA SHARINA 210 120 065iii
PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN IPS TERPADUPADA KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI 1 BATANGANKELAS VII TAHUN AJARAN 2015/2016(Studi Etnografi di SMP NEGERI 1 BATANGAN)Lolita Viningka Selma Sharin, A210120065, Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan danIlmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah SurakartaMei 2016ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengelolaan kelas dalam pembelajaran IPS Terpadudengan menggunakan kurikulum 2013 yang difokuskan pada ciri-ciri setting kelas untuk pengelolaanpembelajaran yang efektif dan ciri-ciri hubungan pembelajaran antara guru dengan peserta didik pada matapelajaran IPS Terpadu dengan menggunakan kurikulum 2013. Jenis penelitian kualitatif dengan rancanganetnografi. Informan adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan guru IPS kelas VII.Teknik pengumpulan data yang digunakan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Keabsahandata yang digunakan teknik trianggulasi. Hasil penelitian (1) ciri-ciri setting kelas untuk pengelolaanpembelajaran yang efektif antara lain tempat duduk peserta didik berbentuk letter U, adanya alatpengajaran dan kelengkapan atau penggunaan media pembelajaran sudah baik dan rapi sesuai denganmetode yang digunakan guru dalam setiap penyampaian materi, terciptanya penataan kebersihan dankeindahan kelas yang baik. (2) ciri-ciri hubungan pembelajaran antara guru dengan peserta didik pada matapelajaran IPS Terpadu dengan menggunakan kurikulum 2013 antara lain hubungan antara guru denganpeserta didik terjalin interaksi dengan baik dan guru sebagai fasilitator untuk peserta didik, peran gurumelengkapi, membimbing, dan mengarahkan dalam pembelajaran kurikulum 2013.Kata Kunci: Pengelolaan Kelas, Pembelajaran IPS Terpadu, dan Kurikulum 2013.ABSTRACTThis aimed research are describe classroom management in learning Integrated IPS usingcurriculum 2013 focused on characteristics classroom setting for the management of effective learningand the characteristics of the learning relationship between teachers and learners in social studies using theIntegrated curriculum in 2013. Type of research is qualitative research and an ethnographic design. Theinformant is the principal, vice principal curriculum areas and seventh grade social studies teacher. Datacollection techniques used indept interview, observation, and documentation. The validity of the dataused triangulation techniques. Research result (1) characteristics of the class setting for learningmanagement Effective include seating learners U-shaped letter, their teaching tools and fittings or the useof learning media has been good and tidy in accordance with the method used by teachers in each deliveryof material, the creation of structuring the cleanliness and beauty of a good class. (2) the characteristics ofthe learning relationship between teachers and students in social studies Integrated using the curriculum in2013 among others the relationship between teachers and learners well established interaction and theteacher as a facilitator for learners, complement the role of the teacher, guide, and direct the learningcurriculum, 2013.Keywords: Classroom management, IPS Integrated Learning, and Curriculum 2013.1
1.PENDAHULUANKurikulum memainkan peran yang sangat penting dalam sistem pendidikan Indonesia.Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikanperkembangan peserta didik, kebutuhan pembangunan nasional, budaya, serta perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi. Kurikulum merupakan sejumlah rencana isi yang merupakan sejumlahtahapan belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk intitusi pendidikan yang isinya berupaproses yang statis ataupun dinamis dan kompetensi yang harus dimiliki. Kurikulum memainkanperan yang sangat penting dalam mewujudkan generasi yang kreatif, inovatif, dan menjadi pribadiyang bertanggungjawab (Muzamiroh, 2013).Pengembangan terhadap kurikulum terus dilakukan dan pada tahun 2013 telah dikeluarkankurikulum baru yaitu Kurikulum 2013, yang diharapkan mampu memberikan dampak yang lebihbaik terhadap pendidikan Indonesia. Hidayat (2013: 111) menjelaskan bahwa sejak Indonesiamerdeka, pendidikan Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan kurikulum, mulai dariKurikulum 1947, Kurikulum 1952, Kurikulum 1964, Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum1984, Kurikulum 1994, Kurikulum 2004 (KBK), Kurikulum 2006 (KTSP), dan Kurikulum 2013.Saat ini sedang dilaksanakan uji produk Kurikulum 2013 yang merupakan pengembangan kurikulum2006 atau KTSP.Pengembangan Kurikulum 2013 membawa konsekuensi perubahan. Dalam Kunandar(2013: 35-36) dijelaskan bahwa perubahan yang ada dalam Kurikulum 2013 antara lain perubahanstandar kompetensi lulusan (SKL), standar isi, standar proses, dan standar penilaian. StandarKompetensi Lulusan dalam Kurikulum 2013 menghendaki lulusan yang memiliki sikap dan perilakuyang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Standar Kompetensi Lulusantersebut dapat tercapai tentu bukan hal yang mudah dilakukan, karena sekarang bukan hanyamenciptakan lulusan dengan kemampuan kognitif saja yang diharapkan, melainkan harus dengankemampuan sikap dan keterampilan yang diintegrasikan dalam setiap proses pembelajaran.Standar Isi dalam Kurikulum 2013 mengalami pergeseran dan perubahan, yaitu kedudukanmata pelajaran, pendekatan, dan struktur kurikulum. Perubahan pada standar proses, Kurikulum2013 menuntut guru untuk memiliki kreativitas dalam melakukan proses pembelajaran, karenaperubahan yang dikehendaki menyangkut penyempurnaan pola pikir. Guru diharapkan mampumembawa peserta didik berpikir dengan pendekatan ilmiah (scientific approach) karena Kurikulum2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran. Hosnan (2014: 34)menjelaskan bahwa penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilanproses, seperti mengamati, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Di dalammelaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan agar siswa dapat terarah dalamproses pembelajaran. Pendapat tersebut dikuatkan oleh Daryanto (2014: 51) mengatakan bahwapembelajaran pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agarpeserta didik secara aktif mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapanmengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan2
data/informasi dengan berbagai teknik, menganalisis data/informasi, menarik kesimpilan danmengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.Standar penilaian Kurikulum 2013 mengalami perubahan dalam melakukan penilaian, yaitudari penilaian tes menjadi penilaian autentik (mengukur kompetensi sikap, keterampilan, danpengetahuan berdasarkan proses dan hasil). Penilaian autentik adalah kegiatan menilai peserta didikyang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagaiinstrumen penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di Kompetensi Inti (KI)dan Kompetensi Dasar (KD).Merujuk pada pendidikan yang dilaksanakan melalui jalur sekolah merupakan pendidikanformal. Sehubungan dengan pelaksanaan pendidikan di sekolah, maka dalam pelaksanaan pendidikantidak terlepas dari adanya seseorang yang mendidik yaitu guru dan orang yang dididik yaitu pesertadidik atau siswa. Pendidikan yang dilaksanakan di sekolah diperoleh melalui proses pembelajaranantara guru dan peserta didik. Rohani (2004: 1) mengatakan bahwa pembelajaran atau pengajaranadalah suatu aktivitas atau proses mengajar-belajar, yang didalamnya terdapat dua subyek yaitu gurudan peserta didik. Selain itu, pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau prosesmembelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dandievaluasi secara sistematis agar subjek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaransecara efektif dan efisien (Komalasari, 2013: 3).Suatu alat untuk mencapai pendidikan, terdapat komponen-komponen yang salingmendukung. Komponen tersebut adalah komponen isi (kedudukan mata pelajaran), komponen isiini berupa bidang studi yang merupakan struktur materi yang diprogramkan untuk mencapai tujuanpendidikan yang telah di tetapkan materinya. Bidang studi tersebut salah satunya adalah IlmuPengetahuan Sosial. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun2006 menegaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah bidang studi yang diberikan mulaidari Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah/ Sekolah Dasar Luar Biasa sampai Sekolah MenengahPertama/ Madrasah Tsanawiyah/ Sekolah Menengah Luar Biasa. Pembelajaran IPS di SMPmerupakan kelanjutan, bagian dari IPS di Sekolah Dasar dan bekal untuk melanjutkan kejenjangpendidikan menengah.Pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosialmengacu pada pembelajaran terpadu (integrated). Mata pelajaran IPS tidak diajarkan secara terpisahmelainkan dengan cara menggabungkan beberapa disiplin ilmu yang saling terkait. Menurutdokumen Permendiknas, IPS merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial (Sapriya, 2009: 194). Pembelajaran IPSsangat penting dipelajari oleh siswa, hal ini dikarenakan IPS mempelajari kehidupan di sekitar siswasehingga siswa mampu menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya di masyarakat danmengembangkan kemampuan dalam menggunakan penalaran dalam pengambilan keputusan darisetiap masalah yang dihadapi. Mempelajari IPS dapat memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa3
untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, sertadigunakan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Etin Solihatin, dkk 2009: 15).Mata pelajaran IPS kelas VII terdiri atas materi yang berupa kegiatan yang terjadidilingkungan sekitar siswa. Saat pelajaran IPS berlangsung, siswa lebih sering mempelajari materi daribuku pegangan siswa. Mata pelajaran IPS akan lebih mudah dipahami oleh siswa jika menggunakanmedia pembelajaran yang lebih nyata dan sering dilihat maupun didengar oleh siswa, di SMP N 1Batangan ini sudah menggunakan media yang baik seperti proyektor guna membantu siswa dalampembelajaran mengamati materi pembelajaran secara nyata seperti melihat video. Selain media yangdigunakan, pengaturan tempat duduk siswa serta berbagai tindakan yang dilakukan selama prosespembelajaran berlangsung juga mempengaruhi tingkat pemahaman siswa. Berdasarkan hal yangdilakukan oleh guru tersebut merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan dalam mengelola kelasdan digunakan sebagai solusi atas permasalahan yang ada di kelas.Seorang guru hendaknya mampu mengarahkan dan membimbing siswa untuk aktif dalamkegiatan belajar mengajar, sehingga tercipta suasana serta interaksi yang baik antara guru dengansiswa maupun siswa dengan siswa. Keaktifan serta terjadinya perubahan perilaku yang selaras dengantujuan pengajaran yang hendak dicapai merupakan suatu hal yang menandai terjadinya prosespembelajaran. Selain itu, guru menjadi faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa disekolah hendaknya menguasai keterampilan mengajar dan menerapkannya dalam proses belajarmengajar. Salah satu keterampilan yang harus dimiliki guru adalah keterampilan mengelola kelasmengingat tugas guru di dalam kelas adalah membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisibelajar yang optimal, sesuai tujuan pengajaran yang hendak dicapai.Menurut Arikunto “. pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan olehpenanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau membantu dengan maksud agar dicapai kondisioptimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan” (Djamarah, 2002: 198).Penanggung jawab kegiatan belajar mengajar yang dimaksud adalah guru. Untuk tercapainya tujuanpembelajaran perlu adanya tindakan yang dapat mewujudkan terciptanya suasana kelas yang optimal.Pengelolaan kelas dilihat dari dua segi yaitu pengelolaan yang menyangkut siswa (pengaturan siswa)dan pengelolaan secara fisik. Pengelolaan fisik yang berupa ruangan, perabot serta alat pelajaran.Sri Anitah Wiryawan & Noorhadi menyatakan bahwa pengelolaan kelas merupakan suatukegiatan pengaturan siswa dan pengaturan fisik kelas sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalandengan lancar atau terciptanya suasana belajar yang optimal bagi berlangsungnya kegiatan belajarsiswa yang efektif (Mulyani 2001: 24). Pengelolaan kelas merupakan salah satu keterampilan gurudalam menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadigangguan dalam proses belajar mengajar. Maksud dari gangguan selama proses pembelajaran yaitusiswa yang gaduh selama pembelajaran berlangsung, siswa mengganggu siswa yang lain, mengantuksaat mengikuti pembelajaran. Guru berperan sebagai pengelola kelas, hendaknya dapat menyediakanfasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar siswa, dan lingkungan belajar yang4
menyenangkan siswa sehingga siswa dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan aman dannyaman.Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dansarana pengajaran Pembelajaran IPS Terpadu serta mengendalikannya dalam suasana yangmenyenangkan untuk mencapai tujuan dan hubungan interpersonal yang baik antara guru dengansiswa dan siswa dengan siswa. Pengelolaan kelas pembelajaran IPS Terpadu merupakan salah satuketerampilan penting yang harus dikuasai oleh seorang pendidik, karena pembelajaran IPS Terpadutidak hanya mencakup materi dalam buku tetapi juga mengarah ke lingkungan sekitar dan lingkunganluar sekolah sesuai dengan materi yang penelitianiniakandikaji“PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN IPS TERPADU PADA KURIKULUM2013 DI SMP NEGERI 1 BATANGAN KELAS VII TAHUN AJARAN 2015/2016 (StudiEtnografi di SMP Negeri 1 Batangan)”. Penentuan judul tersebut dikarenakan ingin mengetahuibagaimana pengelolaan kelas yang dikelola oleh guru mata pelajaran IPS pada kurikulum 2013.2.METODE PENELITIANJenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu metode/jalan penelitian yangsistematis yang digunakan untuk mengkaji atau meneliti suatu objek pada latar alamiah tanpa adamanipulasi di dalamnya dan tanpa pengujian hipotesis, dengan metode-metode yang alamiah ketikahasil penelitian yang diharapkan bukanlah generalisasi berdasarkan ukuran-ukuran kuantitas, namunmakna (segi kualitas) dari fenomena yang diamati ( Prastowo, 2011: 24). Penelitian ini dilakukandengan menggunakan pendekatan penelitian Kualitatif dengan desain penelitian yaitu desainEtnografi. Menurut Harsono (2011: 20), “etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atausistem kelompok sosial, peneliti menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku,kebiasaan, dan cara hidup”. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Batangan yang beralamatkandi Jalan Batangan Jaken Km. 1,5 Batangan, Pati Jawa Tengah.Narasumber dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidangkurikulum dan 3 guru yang mengampu mata pelajaran IPS Terpadu. Data yang diambil dalampenelitian ini ada dua macam, data primer yang merupakan bentuk data langsung yang diperoleh darisubjek penelitian yaitu mengenai pengelolaan kelas dalam pembelajaran IPS Terpadu pada kurikulum2013 kelas VII SMP Negeri 1 Batangan. Data sekunder yang diperoleh dari pihak lain yang berupasumber buku, internet, jurnal, dan dokumen yang mendukung tercapainya tujuan penelitian. Teknikpengumpulan data yang digunakan adalah dengan analisis dokumen, observasi dan wawancara.Untuk mengumpulkan data dalam kegiatan penelitian diperlukan cara-cara atau teknik pengumpulandata tertentu, sehingga proses penelitian dapat berjalan lancar.In dept interview (wawancara mendalam)Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif.Menurut Singarimbun (1999: 192) mendefinisikan wawancara sebagai proses interaksi dan5
komunikasi. Dalam proses ini, hasil wawancara sangat ditentukan oleh faktor yang berinteraksi danmempengaruhi arus informasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi wawancara tersebut adalahpewawancara, responden, topik penelitian yang tertuang dalam pertanyaan dan situasi wawancara.Sedangkan, wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan dengan cara tanya jawabsambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan, dengan atau tanpa pedomanwawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama(Darmadi, 2013: 290).Dalam penelitian ini kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan guru kelasVII akan diwawancarai oleh peneliti. Metode wawancara digunakan peneliti untuk mendapatkaninformasi-informasi tentang Pengelolaan Kelas pada Pembelajran IPS Terpadu dengan Kurikulum2013 di SMP Negeri 1 Batangan Kelas VII Tahun Ajaran 2015/2016 dan informasi-informasi lainyang mendukung dalam penelitian.ObservasiMetode observasi adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakanpengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti. Menurut Patton menyatakan, tujuan“observasi adalah mendeskripsikan setting yang di pelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung,orang-orang yang terlibat dalam aktifitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yangterlibat dalam kejadian yang diamati tersebut lebih lanjut dikatakan bahwa salah satu hal yangpenting, namun sering dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi”Suharsaputra (2012: 264).Dalam penelitian ini teknik observasi digunakan untuk memperkuat data, terutama aktivitaspengelolaan kelas dalam pembelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 1 Batangan. Dengan demikianhasil observasi ini sekaligus untuk mengkonfirmasikan data yang telah terkumpul melalui wawancaradengan kenyataan yang sebenarnya. Observasi ini digunakan untuk mengamati secara langsung dantidak langsung tentang perilaku warga sekolah. Observasi yang dilakukan adalah turut mengawasiberlangsungnya proses belajar mengajar kelas VII SMP Negeri 1 Batangan. Pada waktu observasidilakukan, peneliti mengamati proses pembelajaran dan mengumpulkan data mengenai segalasesuatu yang terjadi pada pembelajaran tersebut baik yang terjadi pada guru, siswa, maupun keadaankelas.DokumentasiMetode dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihatatau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentangsubjek. Studi dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untukmendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnyayang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan (Herdiansyah, 2015: 143).Keabsahan data diukur dengan menggunakan teknik trianggulasi, adalah yaitu pemeriksaankeabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau6
sebagai pembanding terhadap data tersebut, dan teknik trianggulasi yang paling banyak digunakanadalah dengan pemeriksaan melalui sumber yang lainnya (Moleong, 2007: 330). Sedangkan, menurut(Harsono, 2011:36) cara menguji apakah data itu valid atau tidak, biasanya digunakan trianggulasiyaitu :1. Trianggulasi sumber, adalah cara mempertemukan tiga sumber informasi atau lebihuntuk menentukan suatu informasi itu valid atau tidak.2. Trianggulasi metode, adalah cara mengkomparasikan antara tiga metode atau lebihuntuk menguji validitas informasi.3. Konfirmasi, adalah cara mengkonfirmasikan ulang suatu hasil wawancara, dengan orangyang sama tetapi pada waktu yang berbeda, biasanya hasil wawancara ditranskripterlebih dahulu, kemudian nara sumber diminta membaca, dan menandatangani naskahitu.4. Dependabilitas, adalah cara berkonsultasi kepada ahli yang sangat memahami apa yangditeliti untuk menguji kesahihan sebuah informasi atau lebih.Sedangkan penganalisisan data menggunakan analisis tertata dalam situs yangdikembangkan oleh Miles dan Huberman. Data yang sudah terkumpul dibuat dalam matriks. Dalammatriks akan disajikan penggalan-penggalan data deskriptif sekitar peristiwa atau pengalamantertentu yang menyekat data sebelum dan sesudahnya. Setelah data dimasukkan kedalam matriksselanjutnya di buat daftar cek (Miles Huberman, 2007: 139-140).3.HASIL DAN PEMBAHASANSMP Negeri 1 Batangan terletak di Jalan Raya Batangan – Jaken KM 1,5 KecamatanBatangan, Kabupaten Pati Jawa Tengah. Memiliki kategori sekolah Sekolah Standar Nasional (SSN),dengan nomor telepon (0295) 5516997.Ciri-ciri setting kelas untuk pengelolaan pembelajaran yang efektif meliputi beberapaindikator, yaitu: penataan tempat duduk peserta didik, pengaturan alat-alat pengajaran,kelengkapan/penggunaan media pembelajaran, penataan keindahan dan kebersihan kelas. Settingkelas di SMP Negeri 1 Batangan ini dari segi pengaturan tempat duduk dibentuk letter U ataumelingkar berguna untuk memastikan terbangunnya situasi pembelajaran berpusat pada siswa yangkondusif untuk terjadinya proses belajar dan mengajar yang efektif. Setting tempat duduk letter Udapat mengkontrol siswa interaksi satu sama lain, saling berhadapan dengan temannya, serta salingaktif dalam pembelajaran, dimana Kurikulum 2013 ini diberlakukan agar siswa lebih aktif dalamkegiatan belajar mengajar dan mempermudah siswa dalam melaksanakan pendekatan saintifik yangada di Kurikulum 2013.Setting kelas di SMP Negeri 1 Batangan dari segi pengaturan alat pengajaran dankelengkapan/penggunaan media pembelajaran, guru menyiapkan alat pengajaran sesuai denganmateri yang akan disampaikan. Guru mempersiapkan materi dari awal hingga akhir sehingga siswabisa langsung siap dalam pembelajaran di kelas, guru memakai media pembelajaran sesuai dengan7
materi bisa dengan menggunakan buku paduan materi, buku yang ada di perpustakaan hingga video.Pembelajaran yang digunakan berbasis multimedia. Untuk menunjang penyampaian materi melaluivideo sekolah menyediakan proyektor, serta masing-masing guru memiliki laptop sendiri.Setting kelas di SMP Negeri 1 Batangan dari segi penataan keindahan dan kebersihan kelas,di setiap kelas dari segi keindahan sesuai dengan siswa di kelas tersebut mereka bisa menghiaskelasnya seindah mungkin guna menambah semangat dalam proses pembelajaran jika merekamemasang hasil karya mereka sendiri maka mereka akan merasa bangga dengan apa yang merekabuat. Kebersihan selalu dipantau oleh setiap guru sebelum melaksanakan proses belajar mengajar,dengan adanya regu piket disetiap kelas maka keadaan kebersihan kelas bisa dilakukan oleh regupiket secara bergiliran sehingga setiap hari kelas bisa dalam keadaan bersih baik sebelum maupunsesudah proses pembelajaran berlangsung.Dibandingkan dengan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pengelolaan Kelas dan MediaPembelajaran terhadap Prestasi Belajar Ekonomi pada Siswa Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 1Pati tahun ajaran 2012/2013” yang diteliti oleh Laelatul Badriyah indikator yang digunakan adalah 1)Untuk mengetahui pengaruh pengelolaan kelas terhadap prestasi belajar ekonomi pada siswa kelasXI Jurusan IPS Negeri 1 Pati tahun ajaran 2012/2013, 2) Untuk mengetahui pengaruh mediapembelajaran terhadap prestasi belajar ekonomi pada siswa kelas XI Jurusan IPS Negeri 1 Pati tahunajaran 2012/2013, 3) Untuk mengetahui pengaruh pengelolaan kelas dan media pembelajaranterhadap prestasi belajar ekonomi pada siswa kelas XI Jurusan IPS Negeri 1 Pati tahun ajaran2012/2013. Persamaan dalam penelitian ini membahas tentang pengelolaan kelas dan mediapembelajaran. Perbedaannya penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, serta obyek dansubyek yang diteliti, menggunakan obyek SMA Negeri 1 Pati dan subyek yang diteliti adalah siswakelas XI.Ciri-ciri hubungan pembelajaran antara guru dengan peserta didik pada mata pelajaran IPSTerpadu dengan menggunakan kurikulum 2013 di SMP Negeri 1 Batangan meliputi beberapaindikator, yaitu: hubungan pembelajaran antara guru dengan peserta didik dan peranan guru dalampembelajaran. Hubungan pembelajaran guru sebagai fasilitator dimana guru yang mempersiapkansegalanya dari RPP, materi pelajaran, metode mangajar, dan soal-soal lembar kerja untuk siswa. Siswadalam Kurikulum 2013 diharapkan untuk aktif dalam proses belajar mengajar tetapi tidak berartiguru melepas siswa begitu saja dalam pembelajaran, setiap tahapan dari mengamati hinggamengkomunikasikan di depan kelas guru harus membimbing siswa serta mengarahkan siswasehingga hubungan antara guru dengan siswa saling berinteraksi dengan baik.Peranan guru dengan menggunakan Kurikulum 2013 saling melengkapi, membimbing danmengarahkan siswa dari awal hingga akhir pembelajaran, walaupun Kurikulum 2013 siswa berperanaktif dalam pembelajaran tetapi peran guru disini selalu memantau kegiatan belajar siswa agar tetappada ranah pembelajaran yang ditentukan. Peran guru memfasilitasi anak agar bisa mendapatkansumber-sumber informasi yang dibutuhkan, bagaimana anak bisa memilah dan memilih informasi8
omunikasikandanmempresentasikan di depan kelas.Dibandingkan dengan penelitian yang terdahulu “Pengelolaan Kelas di SD Negeri PajangIII No.206 Kecamatan Laweyan Surakarta tahun 2012” yang diteliti oleh Wuri Prastiwi Listyarini,hasil penelitian ini adalah bahwa tujuan dari pembelajaran di SD Negeri Pajang III sudah tercapaidengan pengelolaan kelas yang baik, guru mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)dengan persiapan yang sangat terorganisir, guru melakukan pencegahan masalah-masalah yang akanmuncul dalam pengelolaan kelas, dan guru melakukan kegiatan yang bersifat penyembuhan dalammasalah pengelolaan kelas. Persamaannya dalam penelitian ini membahas tentang pengelolaan kelasyang difokuskan pada pembelajaran, peranan guru dalam pengelolaan kelas dan perbedaannya obyekdalam penelitian ini SD Negeri Pajang III No. 206.4.KESIMPULAN DAN SARANPenataan tempat duduk peserta didik berbentuk letter U di semua ruang kelas yang ada diSMP Negeri 1 Batangan. Pengaturan alat-alat pengajaran dan kelengkapan/penggunaan mediapembelajaran alat pengajaran selalu disiapkan guru sebelum menyampaikan materi, setiap gurumenggunakan media yang bervariasi sesuai dengan materi yang disampaikan bisa menggunakanlaptop, powerpoint dan buku paduan, pembelajaran yang digunakan berbasis multimedia. Penataankeindahan dan kebersihan kelas sudah baik, setiap hari adanya regu piket sehingga keadaan kelas darisegi kebersihan bisa terjaga dan keindahan setiap kelas dihias sesuai dengan kreativitas masingmasing kelas.Hubungan pembelajaran guru sebagai fasilitator dimana guru yang mempersiapkansegalanya dari RPP, materi pelajaran, metode mangajar, dan soal-soal lembar kerja untuk siswa. Siswadalam Kurikulum 2013 diharapkan untuk aktif dalam proses belajar mengajar tetapi tidak berartiguru melepas siswa begitu saja dalam pembelajaran, setiap tahapan dari mengamati hinggamengkomunikasikan guru harus membimbing siswa serta mengarahkan siswa sehingga hubunganantara guru dengan siswa saling berinteraksi dengan baik. Peranan guru dalam menyampaikan materikepada siswa, dalam Kurikulum 2013 ini saling melengkapi, membimbing dan mengarahkan.Saran kepada pihak sekolah baik guru maupun siswa melakukan kerjasama yang baik dansecara terus-menerus dalam mewujudkan pengelolaan kelas yang baik agar menciptakan situasi dankondisi yang optimal dalam belajar sehingga dapat terarah kepada tujuan pendidikan yangdiharapkan sesuai dengan kurikulum yang diterapkan. Kepala sekolah hendaknya mengikutsertakanguru dalam peningkatan kemampuan dan keterampilan melalui pendidikan dan pelatihan profesisehingga guru dapat lebih bervariasi dalam melakukan metode pembelajaran setiap harinya. Kepadaguru diharapk
1 PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN IPS TERPADU PADA KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI 1 BATANGAN KELAS VII TAHUN AJARAN 2015/2016 (Studi Etnografi di SMP NEGERI 1 BATANGAN) Lolita Viningka Selma Sharin, A210120065, Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendid