Transcription

MODULTEMA 16

MODULTEMA 16Cerdik Membuat KriƟk Piawai Membuat Esaii

Hak Cipta 2020 pada Kementerian Pendidikan dan KebudayaanDilindungi Undang-UndangKata PengantarBahasa Indonesia Paket C Setara SMA/MA Kelas XIIModul Tema 16 : Cerdik Membuat Kritik Piawai Membuat EsaiPenulis: Ami Rahmawati, S.S.; Titin Hadianti, S.Pd.; Sugiyono, S.Pd.Editor: Dr. Samto; Dr. Subi SudartoDra. Maria Listiyanti; Dra. Suci Paresti, M.Pd.;Apriyanti Wulandari, M.Pd.Diterbitkan oleh: Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus–Direktorat JenderalPendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah–Kementerian Pendidikandan Kebudayaaniv 52 hlm illustrasi foto; 21 x 28,5 cmPendidikan kesetaraan sebagai pendidikan alternatif memberikan layanan kepada mayarakat yangkarena kondisi geografis, sosial budaya, ekonomi dan psikologis tidak berkesempatan mengikutipendidikan dasar dan menengah di jalur pendidikan formal. Kurikulum pendidikan kesetaraandikembangkan mengacu pada kurikulum 2013 pendidikan dasar dan menengah hasil revisi berdasarkanperaturan Mendikbud No.24 tahun 2016. Proses adaptasi kurikulum 2013 ke dalam kurikulum pendidikankesetaraan adalah melalui proses kontekstualisasi dan fungsionalisasi dari masing-masing kompetensidasar, sehingga peserta didik memahami makna dari setiap kompetensi yang dipelajari.Pembelajaran pendidikan kesetaraan menggunakan prinsip flexible learning sesuai dengan karakteristikpeserta didik kesetaraan. Penerapan prinsip pembelajaran tersebut menggunakan sistem pembelajaranmodular dimana peserta didik memiliki kebebasan dalam penyelesaian tiap modul yang di sajikan.Konsekuensi dari sistem tersebut adalah perlunya disusun modul pembelajaran pendidikan kesetaraanyang memungkinkan peserta didik untuk belajar dan melakukan evaluasi ketuntasan secara mandiri.Tahun 2017 Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, Direktorat Jendral PendidikanAnak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat mengembangkan modul pembelajaran pendidikan kesetaraandengan melibatkan Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemdikbud, para akademisi, pamong belajar, guru dantutor pendidikan kesetaraan. Modul pendidikan kesetaraan disediakan mulai paket A tingkat kompetensi2 (kelas 4 Paket A). Sedangkan untuk peserta didik Paket A usia sekolah, modul tingkat kompetensi 1(Paket A setara SD kelas 1-3) menggunakan buku pelajaran Sekolah Dasar kelas 1-3, karena mereka masihmemerlukan banyak bimbingan guru/tutor dan belum bisa belajar secara mandiri.Kami mengucapkan terimakasih atas partisipasi dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemdikbud, paraakademisi, pamong belajar, guru, tutor pendidikan kesetaraan dan semua pihak yang telah berpartisipasidalam penyusunan modul ini.Jakarta, 1 Juli 2020Plt. Direktur JenderalModul Dinamis: Modul ini merupakan salah satu contoh bahan ajar pendidikan kesetaraan yangberbasis pada kompetensi inti dan kompetensi dasar dan didesain sesuai kurikulum 2013. Sehinggamodul ini merupakan dokumen yang bersifat dinamis dan terbuka lebar sesuai dengan kebutuhan dankondisi daerah masing-masing, namun merujuk pada tercapainya standar kompetensi dasar.iiBahasa Indonesia Paket C Setara SMA/MA Kelas XII Modul Tema 16Hamid MuhammadCerdik Membuat KriƟk Piawai Membuat Esaiiii

Daftar IsiKata Pengantar iiiDaftar Isi ivPetunjuk Penggunaan Modul 1Kriteria Pindah/ Lulus Modul .2Tujuan Pembelajaran .2Pengantar Modul .2Unit 1. Membedakan Kritik dan Esai.3Uraian Materi .3-Unsur-unsur Kritik dan Esai .4-Ciri- Ciri Kritik dan Esai .15-Memahami Isi Kritik dan Esai .15-Menyusun Kritik dan Esai Tentang Hasil Karya .19 Penugasan .21 Latihan Soal 28Unit 2. Menulis Kritik dan Esai .30Uraian Materi .30-Sistematika Kritik dan Esai .30-Kaidah Kebahasaan Kritik dan Esai .32-Menulis Kritik dan Esai . .34 iv Penugasan 2 . 35 Latihan Soal .37Rangkuman .41Tes Akhir Modul .42Saran Referensi . .45Kunci Jawaban dan Kriteria Penilaian .46Daftar Pustaka .51Profil Penulis . .52Bahasa Indonesia Paket C Setara SMA/MA Kelas XII Modul Tema 16Cerdik Membuat KritikPiawai Membuat EsaiPetunjuk Penggunaan ModulModul ini terdiri atas beberapa materi yang disusun secara berurutan yaitu Unit 1 dan2. Pembahasan setiap Unit merupakan satu kesatuan untuk dapat memahami modulsecara baik.Anda perlu mengikuti petunjuk berikut untuk membaca modul:1. Bacalah pengantar modul untuk mengetahui materi modul secara utuh.2. Bacalah tujuan yang diharapkan setelah membaca atau mempelajari modul.3. Pelajari modul secara berurutan agar memperoleh pemahaman yang utuh.4. Lakukan semua penugasan yang ada pada modul untuk mendapatkan pemahamanmengenai materi modul dengan baik.5. Lakukan penilaian pemahaman dengan mengisi soal-soal latihan yang disediakandi akhir modul.6. Anda dapat melanjutkan ke modul selanjutnya bila hasil penilaian pemahamanmemiliki skor 65 atau lebih.7. Bila ada kesulitan untuk memahami materi modul, Anda dapat meminta bantuanteman, tutor, atau orang yang Anda anggap dapat memberikan penjelasan lebih baikdaripada modul kepada Anda.8. Selamat membaca dan mempelajari modul.Cerdik Membuat KriƟk Piawai Membuat Esai1

Kriteria Lulus ModulAnda dinyatakan lulus pada modul terakhir ini, jika nilai tes akhir modul dan nilaipenugasan yang Anda peroleh telah memenuhi nilai KKM (65). Dan jika telah memenuhiKKM, Anda berhak untuk mengikuti Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN). Jikaperolehan nilai Anda belum mencapai KKM, Anda diwajibkan mengikuti remedial dan belumberhak mengikuti USBN. Nilai remedial yang Anda peroleh minimal sama dengan KKM.Tujuan yang DiharapkanSetelah Mempelajari ModulSetelah membaca dan mempelajari modul ini, secara umum Anda diharapkan memilikikemampuan:1. Menjelaskan pengertian, ciri-ciri, persamaan dan perbedaan kritik dan esai.2. Menganalisis isi, sistematika atau bagian, dan kaidah kebahasaan kritik dan esai.3. Membuat kritik dan esai berdasarkan sistematika dan kaidah kebahasaan yangbenar.MembedakanKritik Dan EsaiSelamat! Anda sekarang sudah memasuki modul 16 atau modul terakhirdi Tingkat 6. Materi yang akan Anda pelajari dalam modul ini yaitu tentangkritik dan esai.Selamat belajar dan jangan lupa berdoa.Uraian MateriPengantar ModulKetika kita melihat sebuah keadaan atau membaca sebuah bacaan, kadang kita merasaingin mengomentari hal tersebut. Kita ingin menyampaikan sebuah gagasan tentang apayang terjadi, ingin berpendapat tentang isi bacaan yang dibaca. Gagasan atau pendapatyang kita kemukakan dapat dilakukan secara lisan atau tulisan. Secara lisan, gagasan ataupendapat dapat dilakukan dengan cara debat atau diskusi. Sedangkan, jika kita kemukakangagasan atau pendapat secara tulisan dapat berupa kritik dan esai.Dalam mengemukakan gagasan atau pendapat ini, kita tidak serta merta menyampaikandengan suka hati saja. Pendapat harus disertai dengan alasan yang kuat, subjektivitas, danberimbang sehingga pendapat atau gagasan tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Agardapat membuat atau menyusun gagasan atau pendapat dengan alasan kuat, subjektivitas,dan berimbang Anda perlu mempelajari modul “Cerdik Membuat Kritik Piawai MembuatEsai” ini. Modul ini terbagi menjadi dua unit atau topik bahasan, yaitu:1. Membedakan kritik dan esai, memuat pengertian, ciri-ciri, contoh kritik dan esai, danmenyusun kritik dan esai hasil karya.2. Membuat kritik dan esai yang baik, memuat bagian (sistematika) kritik dan esai,kaidah kebahasaan kritik dan esai, dan membuat kritik dan esai dengan sistematikadan kaidah kebahasaan yang benar.Selain penjelasan mengenai materi, modul ini juga dilengkapi dengan latihan untukmenguji pemahaman dan penguasaan Anda terhadap materi yang telah dipelajari.2Bahasa Indonesia Paket C Setara SMA/MA Kelas XII Modul Tema 16Sumber: ik-dpr-terbaikCerdik Membuat KriƟk Piawai Membuat Esai3

Unsur-unsur Kritik dan EsaiSebelum Anda memahami unsur-unsur kritik dan esai, bacalah teks kritik dan esaiberikut.Contoh kritik cerpen “Pak Muh”Pak MuhOleh: Joni AriadinataUntuk yang kesekian kali, cerpen Natasya Atmim Maulida dipilih redaksiKakilangit, dengan judul “Kos Pak Muh”. Sebuah cerpen dengan gaya realis yangcukup menarik, terutama pada bagaimana cara penulis memperkenalkan tokoh diawal pembuka cerita.Ada seorang tokoh laki-laki bernama Pak Muh, dengan karakter yang lembut,baik hati, ramah, dan akrab pada semua orang, la disukai, dan dicintai seluruhwarga, dan karena itulah ia dipercaya menjadi ketua RT. Di lain sisi, ada tokohbernama Dimas, yang digambarkan kurang lebih sama, yaitu ramah dan baik hati.Pak Muh adalah bapak kos (pemilik 1 5 kamar kos untuk mahasiswa), sedangkanDimas adalah mahasiswa yang menjadi salah satu penghuni kamar kos.Hubungan antara Pak Muh dan Dimas terjalin sangat akrab. Saking akrabnya,hampir setiap hari Pak Muh yang rajin mengontrol kamar-kamar kos miliknyauntuk memantau kedisiplinan para penyewa yang rata-rata adalah mahasiswa,selalu menyempatkan mampir ke kamar Dimas. Mereka berdua sering ngobrol,bahkan Dimas sudah menganggap Pak Muh adalah ayahnya, tempat ia curhat(menceriterakan persoalan-persoalan pribadinya). Begitupun Pak Muh, ia telahmenganggap Dimas adalah anak lelakinya.Sampai pada titik ini, cerpen Natasya sangat menarik. Natasya bisamenggambarkan kisahnya dengan cukup memikat. Karakter kedua tokohtergambar dengan jelas, dengan didukung oleh pelukisan latar yang hidup, danbahasa yang mengalir. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, apa yang akanterjadi dengan kedua tokoh itu? Apa kira-kira peristiwa yang akan menjadi dayapikat utama, dalam kaitan dengan kedua tokoh utama yang digambarkan denganjelas sejak awal? Memang ada beberapa tokoh lain, yakni para penghuni kos yangrata- rata adalah orang-orang muda. Tapi tokoh-tokoh itu hanyalah tokoh bawahanyang tidak penting, yang sejak awal memang tidak diceriterakan secara khusus.Anggaplah mereka adalah tokoh pelengkap yang membantu menghidupkan latar.4Bahasa Indonesia Paket C Setara SMA/MA Kelas XII Modul Tema 16Inilah pertanyaan penting yang semestinya dijawab oleh penulis, jika inginmenyelesaikan cerpen ini secara utuh. Sayangnya, pergerakan kisah selanjutnyamenjadi kabur karena Natasya tiba-tiba mengarahkan fokus kepada peristiwa lainyang benar-benar lepas dari hubungan antara dua tokoh (tokoh Dimas dan PakMuh). Secara tiba-tiba, lima penghuni kos ditangkap polisi karena pesta narkoba.Pak Muh yang memantau kamar-kamar kos setiap hari, tampaknya tidak cukupperkasa untuk menjaga para penghuninya. Kos Pak Muh kemudian ditinggalkanpara penghuninya. Persewaan kamar kos tempat usaha Pak Muh satu-satunya,yang merupakan sumber rezeki untuk menghidupi keluarga, kemudian bangkrut.Pak Muh menjadi pendiam, dan tak lagi ramah pada semua orang.Di manakah posisi Dimas, yang sejak awal diharapkan pembaca untuk terlibathingga akhir cerita, yang peran seharusnya menjadi perekat benang cerita? PosisiDimas ternyata kemudian menjadi sama sekali tidak penting. Dimas hanya merasakehilangan, karena Pak Muh sudah tidak pernah lagi mampir ke kamarnya.Tidak ada yang salah ketika seorang penulis tiba-tiba mengubah arah cerita.Tertangkapnya lima pemuda yang pesta narkoba secara tiba-tiba, tentu saja jikadikait-kaitkan lebih jauh, masih tetap ada kaitannya. Hanya saja, cerpen Natasyamenjadi tidak solid, tidak lagi utuh, terkesan cerai- berai dan kehilangan fokus.Andai saja, misalnya, Dimas sebagai tokoh penting di awal cerita, kemudianterungkap di akhir cerita bahwa dialah yang menjadi pengedar, maka posisi tokohDimas yang sangat penting dalam cerpen ini akan lebih berarti. Kejutan di akhircerita akan menjawab pertanyaan pembaca tentang misteri dua tokoh ini.Kelemahan kecil lainnya adalah berubahnya secara tiba- tiba karakter PakMuh yang awalnya digambarkan sangat lembut dan ramah, menjadi pendiam dankaku karena usahanya bangkrut. Tentu, perubahan karakter tokoh juga menjadihak penulis, dan dalam fakta kehidupan sehari- hari pun hal ini sangat mungkinterjadi. Tetapi, dalam kasus cerpen ini, terutama melihat gambaran karakter diawal yang begitu sempurna, perubahan karakter Pak Muh yang sangat frontalsedikit mengganggu. Kalau saja karakter dasarnya tetap dipertahankan, danperubahannya disertai penggambaran yang lebih detail (misalnya bagaimanaraut mukanya ketika bertemu orang-orang, mungkin rambutnya yang kusut, atausenyumnya yang dipaksakan, dan lain sebagainya), tentu hasilnya akan sedikitberbeda. Cerpen ini akan lebih memancing empati. Dan saya yakin Natasya akansanggup melakukannya.Cerdik Membuat KriƟk Piawai Membuat Esai5

Lepas dari semua kelemahan yang masih terasa, Natasya Atmim Maulidaadalah salah satu penulis muda berbakat yang memiliki peluang besar untuk terusberkembang, la hanya membutuhkan lebih banyak lagi bacaan untuk memperluascakrawala pengetahuan, serta berlatih terus menulis untuk menajamkan kepekaan.Sumber: Majalah Horison, Kakilangit 225/Januari 2016Contoh Esai novel Para PriyayiPara Priyayi dalam Para Priyayi“Jangan hanya puas jadi petani, Le. kalian harus berusaha menjadi priyayi.Kalian harus sekolah.” Begitu pesan Martodikromo kepada anak-anaknya. Pesanitu melekat kuat dalam kalbu Mas Atmokasan. Oleh karena itulah, dengan segalaupaya ia berusaha mewariskan obsesi dan kegelisahan orang tuanya itu kepadaanak tunggalnya, Soedarsono. Hasilnya? Sungguh membanggakan! Karena padasuatu hari, Soedarsono kembali dari belajarnya dan di tangannya tergenggambeslit guru bantu di Ploso. Itu berarti, ia adalah orang pertama dari keluarga besarMartodikromo yang berhasil menjadi priyayi.Begitulah, pada gilirannya, Soedarsono - yang setelah menjadi guru bergantinama menjadi Sastrodarsono - memasuki gerbang kepriyayian sebagai guru bantulalu menjadi guru desa Karangdompol berkat bantuan Asisten Wedana Ndoro Seten.Sastrodarsono kemudian berusaha berdiri tegak di atas kakinya untuk membangundinasti keluarga priyayi kecil. Bersama Dik Ngaisah (Siti Aisah) ia mengarungisamudera kehidupan priyayi dengan segala gelombang dan ombaknya, dengankedamaian dan kegelisahan. Masa lalunya adalah sesuatu, masa kini dan masadepannya menjadi sesuatu yang lain. Sastrodarsono mengejawantah menjadipelita dan semangat bagi ketiga putranya, para kemenakan, dan cucunya.Tulisan ini akan mencoba memahami berbagai makna yang dirangkai denganbegitu apik oleh Umar Kayam dalam novelnya, Para Priyayi (1992). Sebagai sebuahpenomena kebudayaan, priyayi telah menjadi status kelas, world view, dan bahkanlife style.1 Benarkah begitu? Lalu, siapa dan apa itu priyayi? Apa yang maknahidup yang mereka perjuangkan dan mereka yakini sebagai legitimasi kepriyayian?Betulkah makna itu semakin terdistrosi di zaman yang berubah cepat sekarang ini?6Bahasa Indonesia Paket C Setara SMA/MA Kelas XII Modul Tema 16Tentang PriyayiSiapakah priyayi itu? Kayam mendefinisikan priyayi sebagai orang Jawayang berhasil duduk dalam satu jenjang pemerintahan, tidak peduli apakahpemerintahan itu gupermen atau kerajaan Jawa. Pada galibnya, bagi wong cilik,di balik sebutan priyayi itu ada sejumlah obsesi dan ambisi, di samping sebuahkata kunci: pencapaian.Sastrodarsono mendapatkan predikat priyayi sebagai achieved status,sedangkan anak-anaknya, Noegroho, Hardoyo, dan Soemini, mendapatkansebagai ascribed status. Lewat novelnya ini, Umar Kayam nampaknya inginmemperlihatkan bagaimana bentuk-bentuk “pergulatan” itu dilakoni oleh paratokoh novelnya sebagai upaya untuk tetap dapat disebut sebagai priyayi yangbaik. Justru lewat inilah, kualitas kepriyayian menjadi sesuatu yang tidak mudahdiraih.Barangkali, bukan tanpa alasan Kayam memilih Sastro, yang mengawali debutkepriyayiannya sebagai guru bantu. Dalam kisah ini, dialah tokoh yang seluruhhidupnya merupakan rangkaian adegan dalam skenario besar dunia priyayisebagai konsekuensi logis sebuah pilihan sadar.Pintu gerbang itu adalah guru. Demikianlah adanya. Pemberian beslitguru bantu kepada Sastro telah menjadi inisiasi untuk memasuki dunia priyayi.Mengapa guru? Karena priyayi orang terpandang yang dilihat dari kepintarannya.Memang, pada zaman Belanda guru adalah profesi prestisius, karena bisamengantarkan orang ke dunia kepriyayian. Gajinya saja seratus sepuluh gulden.Jumlah itu, menurut empu pendidikan Indonesia, Slamet Iman Santoso, lebih besardaripada gaji dokter.2 Bisa dibayangkan, dengan gaji sebesar itu, seorang guruadalah orang sangat berkecukupan di zamannya. Apalagi Sastro menuruti nasihatbapaknya untuk tidak tergantung pada gaji saja. Ia masih bertani sedikit-sedikit.paling tidak, untuk keperluan dapur dan perut, ia tidak perlu berpikir lagi. Olehkarena itu, ia memanfaatkan tegalan belakang rumah sebagai sarana bercocoktanam keluarganya.Ketika memandang priyayi sebagai sebuah fenomena, maka ada sejumlahciri yang mesti diwujudkan atau paling tidak diyakini oleh seorang priyayi sebagaiatribut kepriyayiannya. Oleh karena itulah, Kayam merasa hal ini penting untukdiartikulasikan kembali lewat cerita yang diciptakannya.Cerdik Membuat KriƟk Piawai Membuat Esai7

Pertama, priyayi adalah soko guru keluarga besar yang berkewajibanmenampung sebanyak mungkin anggota keluarga-jarinagan ke dalam rumahtangganya. Itu berarti, rezeki dan pangkat tidak boleh dinikmati sendiri. Adalah sarubila ada seorang anggota keluarga besar priyayi sampai kleleran.Untuk memberi contoh, maka Sastro ngemong anak sepupu-sepupunya, sepertiNgadiman, Soenandar, Sri, dan Darmin. Mereka menjadi bagian tak terpisahkandalam keluarganya. Ia pun bertindak sebagai pengganti orang tua mereka untukmempersiapkan masa depan yang lebih baik. Upaya untuk mempertahankantrab pun tetap berlanjut, ketika misalnya, Noegroho - yang pensiunan kolonel itu berusaha membebaskan Harimurti yang dipenjara akibat aktivitasnya di organisasiunderbouw PKI.Kedua, priyayi utama sesungguhnya adalah ksatria. Karena itu, priyayi utamaharus tetap tabah dan gagah menanggung malu. Ia tidak hanya gagah dalamkemenangan, tetapi juga dalam kekalahan.Nasihat ini dibisikkan Kayam lewat Asisten Wedana Ndoro Seten Kedungsimokepada Sastro. Kemudian, Sastro membisikkan kembali kepada seluruhanggota keluarga besarnya. Karena itulah, mereka selalu berusaha tegar dalamsegala badai kehidupan, misalnya ketika istri Sastro harus mengalami pahitgetir kejatuhan ayahnya dengan tidak hormat, ketika Sastro sendiri menghadapiulah kemenakannya. Soenandar, yang menghamili Ngadiyem- ibunya Lantip- dan membawa kabur celengan keluarga Mbok Soemo, ketika Noegroho harusmenikahkan anaknya , Marie, yang hamil di luar nikah dengan Maridjan, atau ketikaHardoyo harus menghadapi kenyataan getir anaknya semata wayang, Harimurti,terlibat gerakan komunis dan kumpul kebo dengan seorang anggota Lekra.Ketiga, priyayi yang baik yang harus sadar akan roso rikuh. Priyayi yang tidakpunya rasa rikuh akan tampil sebagai priyayi yang tidak peka terhadap perasaandan penderitaan orang lain, serakah, dan mau menang sendiri. sebaliknya, priyayiyang punya rasa rikuh akan tahu kapan harus bertindak.Keempat, priyayi yang baik harus memiliki nilai moral yang lain yang juga harusdiejawantahkan dalam kehidupannya sehari-hari. sastro memilihkan cerita-ceritawayang untuk anak-anaknya sebagai sarana untuk mengajarkan budi pekerti.Selain itu, ada sejumlah serat yang senantiasa ditembangkan secara kontekstual,yaitu serat Wedhatama, Wulangreb, dan Tripama.8Bahasa Indonesia Paket C Setara SMA/MA Kelas XII Modul Tema 16Lewat yang pertama, Sastro ingin anak-cucunya memahami, bahwa ngelmuitu hanya dapat diperoleh dengan laku, usaha yang keras penuh prihatin. Agartetap terpandang di masyarakat, maka menimba ngelmu lewat laku. Sedangkandari yang kedua, Sastro ingin mengingatkan anak-cucunya untuk mengurangimakan dan tidur. Hal ini diperlukan agar anak-cucunya dapat melatih batin danmenangkap sasmita. Dengan kata lain, prihatin menjadi kunci untuk mencapaiderajat kemuliaan.Akan halnya yang terakhir, Sastro ingin anak-cucunya mengerti, bahwa hidupsebagai priyayi adalah mengabdi dan setia tanpa syarat kepada raja dan negara.sastro mengibaratkan, pengabdian priyayi itu haruslah seperti kesetiaan Sumantrikepada Prabu Arjuna Sasrabahu, kesetiaan Karna kepada Prabu Sayudana, ataukesetiaan Kumbakarna kepada Kerajaan Alengka. Meskipun sifatnya berbeda,tetapi intinya sama, yaitu kesetiaan sebagai tanda tahu membalas budi kepadaraja dan negara.Priyayi dan AgamaPada Tahun 1952, Clifford Geertz mempopulerkan tipologi sastri, abangan,dan priyayi sebagai kategori-kategori sosial yang ada dalam masyarakat Jawa.Menurut Parsudi Suparlan, pengkategorian tersebut dibuat bukan sebagaisesuatu yang saling bertentangan, tetapi justru untuk memperlihatkan ada salingketergantungan di antara ketiganya. ketergantungan tersebut terwujud dalamkehidupan birokrasi kota. Meskipun demikian, harus diinsafi benar, bahwa sampaikini polemik di antara para ilmuwan tentang tipologi itu belum juga selesai.Sebaiknya, kita menghindar dahulu dari perdebatan intelektual semacamitu. Bukan karena hal itu tidak penting, tetapi yang ingin dibahas dalam tulisanini adalah teks dan konteks fiksi Kayam yang juga menghadirkan sisi-sisi hidupketiga kategori tersebut. Berangkat dari teks fiksi inilah kita mencoba meneropongbagaimana Kayam mempergunakan tipologi tersebut untuk membangun sebuahteks fiksi dan realitas - kurang - lebih di dunia pembaca. Bagaimana tipologi ituhadir sebagai pusat imajinasi Kayam tentang salah satu sisi kehidupan para tokohcerita yang “dipriyayikan”-nya. Bagaimana pula realitas priyayi sebagaimanadirimuskan Geertz bertemu dan bermain dalam realitas priyayi pada novel ParaPriyayi Kayam?Cerdik Membuat KriƟk Piawai Membuat Esai9

Seting Para Priyayi adalah permulaan abad ke-20. Di masa itu, pemerintahHindia Belanda masih menjadi gurita raksasa dengan berjuta tangan atributnya.Atribut-atribut itu terejewantahkan dalam sosok para birokrat pribumi - dengan sedikitpilihan atau tanpa pilihan sama sekali - yang dengan “setia” menjadi pengawal danbegundal kekuasaan kolonial. Semua itu terjadi, karena Belanda sukses memainkansimbol-simbol prestise imajinatif yang terjustifikasi dalam rangka aktualisasi diri darisetiap individu yang dijadikan kaki tangannya. Karena itu, kelahiran priyayi sebagaisebuah kategori sosial adalah reason dan result dari kondisi sosial budaya, ekonomi,dan politik yang memang berkembang dan mengkristal dalam masyarakat. Untukitu, segala pencapaian menjadi sah di hadapan sang cita-cita: menjadi priyayi. Takpeduli priyayi yang selalu manut-miturut pada kekuasaan gupermen dan kepinginraja kecil yang sewenang-wenang terhadap wong cilik atau priyayi berpikiranmaju yang melihat wong cilik sebagai bagian integral kehidupan yang juga harusdiperjuangkan nasibnya.Sejatinya, isu sentral perdebatan tentang keberadaan tipologi Greertz adalahpersoalan keberagamaan. Dalam konteks ini, menurut Azyumardi Azra3 , hanyadimungkinkan munculnya kategori santri dan abangan. Meskipun demikian, menjadimenarik manakala kita simak penjelasan Parsudi Suparlan4 tentang mengapahadir kategori priyayi dalam konteks tersebut. Begitulah pada gilirannya kita punmengenal tipologi “priyayi-santri” atau “priyayi-abangan”. Realitas kurang-lebihinilah yang nampaknya ingin dihadirkan Kayam lewat novelnya.Dalam Para Priyayi, Kayam nampaknya berusaha menampilkan kompleksitaskategori-kategori sosial tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Keluarga Sastroyang priyayi itu ditampilkan sebagai potret kehidupan sebuah keluarga Jawadalam perjalanan keberagamaan atau semangat religius mereka yang abangan.Apakah penyebutan memang mewakili local knowledge masyarakat Wanagalihtentang inti pengkategorian Geertz? Ataukah itu sekedar kesempatan Kayam untukmemberikan ruang bagi pemahaman dan persetujuannya terhadap trikotonomiGeertz? Entahlah. Yang jelas, keluarga Sastro adalah keluarga priyayi-abangandengan segala komplekitasnya.Agama mereka memang Islam. Tetapi, sastro berasal dari keluarga petaniabangan yang tidak pernah sembahyang dan puasa di bulan Ramadhan. PuasaRamadhan, menurut bapaknya, terlalu enteng, kurang ngkakoni dan tidak mengantarmereka manunggal dengan Gusti Allah. Meskipun demikian, ada sejumlah simbol10Bahasa Indonesia Paket C Setara SMA/MA Kelas XII Modul Tema 16dan nilai keislaman yang tanpa disadari telah membentuk dan mengarahkankecenderungan hidup mereka.Pertama, meskipun mereka tidak sembahyang, namun jauh dalam lubuk hati,mereka ingin sekali menghampiri simbol-simbol Islam yang ada dalam keseharianmereka. Misalnya, ketika Sastro lahir, sebenarnya emboknya ingin ia diberi namaIslam, mungkin Ngali atau Ngusman, seperti nama bapaknya, Kasan.Kedua, meskipun sastro hanya mempercayakan pendidikan moral anakanaknya lewat cerita-cerita wayang, tapi ia masih tetap ingin agar anak-anaknyadapat bersentuhan lebih dekat dengan Islam. Oleh sebab itu, ia senang sekaliketika Sri dan Darmin - anak-anak sepupunya dari keluarga petani santri- ikuttinggal bersama mereka. Keduanya rajin sembahyang, patuh, dan rajin belajar.Ia yang dibesarkan dalam dunia petani dan priyayi-abangan, berharap agarkedatangan mereka dapat memberi keseimbangan wawasan kepada anakanaknya. Sayangnya, setelah sekian lama tinggal bersama mereka, keduanyajustru ikut-ikutan malas sembahyang. Selain itu, ia pun pada suatu hari mengizinkanNoegroho dan Hardojo untuk mengaji dan belajar silat kepada Haji Mansoer.Ketiga, mereka masih sangat berpegang teguh pada sikap bahwa dalammemilih jodoh harus seiman. Hal itu terjadi ketika Hardojo pada suatu hari harusmemutuskan hubungannya dengan Nunuk, hanya karena kekasihnya itu seorangKatolik dan keluarganya hanya mau mereka menikah di gereja dengan cara Katolik.Meskipun Hardojo selama ini tidak mendapatkan pendidikan Islam yang memadai,tetapi ketika memilih jodoh ia masih berusaha mengedepankan Islam.Keempat, kebanggaan keluarga sastro pada gilirannya telah menjadi satulukisan mozaik penuh warna dengan Islam sebagai background-nya. Berbagai ismeatau ajaran spiritual yang menjadi atmosfir pergulatan hidup menjadi fenomena dan“kekayaan” tersendiri. Betapa tidak! Bagaimana kita bisa menjelaskan bila seoranganggota Lekra tulen seperti Harimurti ternyata masih “sanggup” melafalkan AlFatihah ketika Lantip dan Halimah bertunangan. Padahal, justru simbol-simbolformal seperti itulah yang menjadi sasaran tembak empuk organisasinya kepadaIslam tentang kesalehan formal dan kesalehan sosial yang selama ini jarang sekalimesra dalam tataran praksis.Perubahan KebudayaanHari berganti. Setiap zaman punya kebudayaanya sendiri-sendiri. KonsepCerdik Membuat KriƟk Piawai Membuat Esai11

itu pun mengalami definisi baik sebagai a set of value atau a set of knowledgemaupun sebagai a rule of behavior. Pada gilirannya, masyarakatlah yang palingberhak menyeleksi, mana nilai dan pengetahuan yang relevan dipergunakan untukmengapresiasi lingkungan alam dan sosial yang dihadapi dalam upaya pemenuhankebutuhan hidup mereka. Oleh karena itu, wajar saja bila ada sebuah konsep yangdahulunya sakral kini menjadi profan. Wajar saja bila banyak konsep mengalamipergeseran makna dan fungsi dalam masyarakat, seperti konsep priyayi.Sebagai sebuah kategori sosial, priyayi adalah kelompok yang terpandang dimasyarakatnya. Kini konsep itu mengalami pergeseran. Bila makna konsep itu masihmerujuk pada tingkat keningratan atau kedarahbiruan seseorang, itu tidak populisdan tidak penting lagi sekarang. Bila merujuk pada status sosial yang ukurannyaadalah kepandaian atau tingkat pendidikan, hal itu pun kini telah tergugat.Banyak faktor yang menjadi penyebab perubahan tersebut, baik secarasimultan maupun terpisah. Faktor-faktor tersebut di antaranya adalah bahwapertumbuhan ekonomi Indonesia yang sangat pesat selama Orde Baru ternyatamelahirkan kelompok-kelompok orang kaya baru dalam masyarakat. Tak pelaklagi, merekalah yang kemudian banyak memberikan warna dalam perubahankebudayaan, terutama di kota-kota besar.dst.Pada akhirnya, inilah penafsiran. Kayam telah memberikan kesempatankepada kita untuk ikut memberikan apresiasi dan tafsir sesuai dengan kemampuankita. Sosok dan makna priyayi bagi kita barangkali tidak sama persis seperti apayang digambarkan Kayam. Oleh karena itu, marilah kita beri ruang bagi segalatafsir tersebut. Pada giliran nanti, makna itu akan mengalami proses konstruksi,dekonstruksi, dan rekonstruksi berulang-ulang sesuai dengan pemaknaan zamanyang kita alami. Bukankah karya sastra yang baik akan mampu mendorong lahirnyaberbagai tafsir dan makna baru?Setelah Anda membaca contoh kritik dan esai tersebut, tentu Anda dapat membedakanantara kritik dan esai. Untuk lebih memahaminya lagi, cermati uraian berikut.Kritik dan esai adalah dua jenis tulisan yang hampir sama. Keduanya sama-samamengungkapkan pendapat atau argumen, namun berbeda tujuan penyampaiannya. Dalamkehidupan sehari-hari, Anda tentu sering mendengar kata kritik. Apa yang ada dalam benakAnda ketika ada seseorang yang menyampaikan kritik? Anda mungkin akan berpikir bahwakritik adalah kecaman, celaan, komentar yang kesannya menjatuhkan, pernyataan yangmengungkap kekurangan karya seseorang, dan pernyataan-pernyataan yang sifatnyanegatif. Tentu ini tidak salah jika yang dimaksud adalah kritik tanpa dasar.Setelah Anda membaca teks kritik “Pak Muh” di atas, dapatlah dikatakan bahwa kritikdi atas termasuk kritik sastra intrinsik yaitu menganalisis ka

ii Bahasa Indonesia Paket C Setara SMA/MA Kelas XII Modul Tema 16 Cerdik Membuat Kri k Piawai Membuat Esai iii Kata Pengantar Modul Dinamis: Modul ini merupakan salah satu contoh bahan ajar pendidikan kesetaraan yang berbasis pada kompetensi inti dan kompetensi dasar dan didesain sesuai kurikulum 2013. Sehingga modul ini merupakan dokumen yang bersifat